Selasa, 20 Maret 2012

KESEHATAN MENTAL

Konsep Sehat dan Dimensinya
Memahami konsep sehat tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Sepanjang sejarah makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Selain itu treatmen yang dilakukan juga disesuaikan dengan pemahaman terhadap kesehatan tersebut. Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian mempengaruhi sistem pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya,pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda namun dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang membuat relasi antar manusia semakin mengglobal, pertemuan antara kedua budaya ini tidak lagi dapat dihindari sehingga sekarang ini ditemui berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan sistem pengobatan antara kedua kebudayaan. Memahami pengertian health, yang diterjemahkan bahasa Indonesia sebagai ‘kesehatan’ , (Echlos & Shadly , 1981) tidaklah sesederhana seperti yang dibayangkan.Ambillah waktu sejenak untuk menyadari pemahaman anda sendiri mengenai apa yang dimaksud dengan istilah ‘sehat’ atau ‘kesehatan’ (health) itu? Ternyata pengertian mengenai kesehatan akan beragam ungkapannya. Pengertian sehat atau kesehatan menurut dokter mungkin sedikit banyak akan berbeda dengan perawat, fisioterapis, apoteker atau tenaga para medis lainnya. Meskipun bersama-sama mengabdi pada bidang kesehatan. Namun, sebagian besar orang, bahkan para mahasiswa psikologi sekalipun umumnya mendefinisikan sehat atau kesehatan lebih berfokus pada masalah fisik, seperti misalnya bebas dari penyakit dan cacat atau fungsinya alat-alat tubuh secara penuh sehingga orang dapat melakukan aktifitas sehari-harinya.
Apakah kesehatan meman bisa dimengerti secara sederhana, yaitu sebagai sesuatu keadaan tidak adanya penyakit? Tampaknya memang demikian. Buku teks klasik, Harrison’s Principles of Internal Medicine yang memuat kompendium mengenai penyakit, tidak pernah memuat petunjuk-petunjuk untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Buku ini memuat deskripsi bagaimana mengobati penyakit-penyakit tertentu. Sehat dan kesehatan tidak pernah dibahas secara eksplisit sehingga istilah kesehatan bahkan tidak tercantum didalam indeks buku tersebut (Joesoef, 1990). Freund (1991) dengan mengutip the International Dictionary of Medicine and Biology, mendefinisikan kesehana sebagai ‘suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organism atau bagiannya, yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit’ juga sampai pada kesimpulan mengenai kesehatan sebagai keadaan tidak adanya penyakit sebagai salah satu ciri kalau organism disebut sehat. Sekali lagi, pemahaman mengenai kesehatan umumnya masih berfokus pada masalaha fisik dan bertitik tolak pada masalah ada tidaknya penyakit. Itulah yang menjadi alasannya mengenai konsep penyakit (illness) juga menjadi pembahasan. Membicarakan kesehatan tidak lengkap tanpa membahas penyakit karena keduanya merupakan dua sisi dari keeping mata uang yang sama. Kamus lainnya tampaknya mengartikan kesehatan (health) mirip dengan pengertian kesehatan seperti yang diungkap oleh Freund tersebut yaitu sebagai 1.Condition of a person’s body or mind.
2.State of being well and free from illness (Hornby, 1989). Namun pada pemahaman terakhir ini, kesehatan juga mulai menyangkut segi lainnya selain fisik, yaitu sudah memasukkan unsur jiwa dan keadaan sejahtera, yang tentunya tidak terlepas dari masalah psikologis. Pengertian mengenai kesehatan umumnya dimengerti sebagai hal yang bersifat fisik dan kurang memperhatikan hal-hal fisik lebih mudah diamati karena tampak dalam realita sehingga lebih mudah disadari oleh individu disbanding hal yang bersifat psikis. Selain itu dalam sejarahnya, manusia memang lebih berjuang untuk membebaskan diri dari segala bentuk penyakit-penyakit fisik sangat jelas sekali mempengaruhi kualitas kehidupan disbanding hal-hal yang bersifat psikologis. Pengertian kesehatan menurut WHO tampaknya juga mengalami perkembangan menjadi semakin kompleks. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai : … keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan…” (Smet, 1994). Pengertian tersebut menyebabkan kebijakan dibidang kesehatan mengalami perubahan. Dulu segala upaya dilakukan dengan tujuan untuk menyembuhkan atau mengobati penyakit. Penelitian dan temuan-temuan teknologi diupayakan kea rah penyembuhan. Akibatnya berbagai teknologi modern diketemukan sehingga berbagai macam penyakit dan gangguan lainnya bisa diatasi.
Dimensinya :
a) Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara klinis tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b) Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih, dan sebagainya.
c) Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan, keagungan, dan sebagainya terhadap sesuatu di balik alam ini, yakni Sang Penciptaalam dan seisinya.
d) Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari seseorang itu produktif dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong secara financial terhadap dirinya sendiri atau keluarganya.




Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
• Tahun 1600 dan sebelumnya
Dukun asli Amerika (Indian), sering juga disebut sebagai ‘penyembuh’ (healer, shaman) orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh karena itu, mereka sering kali tidak dianggap sakit, sehingga mereka tidak disingkirkan dan dibuang serta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.
• Tahun 1692
Mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir atau guna-guna. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Sejarah kesehatan mental di eropa, khususnya di Inggris agak sedikit berbeda. Sebelum abad ke-17, orang gila disamakan dengan penjahat atau kriminal sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjara. John Locke (1690) dalam tulisannya yang berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan bahwa terdapat derajat kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat. Pandangan John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.
• Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
• Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani massalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind. Ini merupakan buku teks psikiatri Amerika pertama.
• Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menagani penyakit mental di Amerika Serikat.
• Tahun 1908
Clifford Beers (1876-1943) menderita manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman yang kemudian mengalami gangguan setelah menglami sakit dan saudara laki-lakinya meninggal. Setelah mencoba bunuh diri, dia dimasukkan ke rumah sakit mental swasta di Connecticut. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak manusiawi dan mengalami penyiksaan fisik dan mental dibawah kekuasaan orang yang tidak terlatih dan tidak kompeten di rumah sakit. Beers kemudian menghabiskan beberapa tahun di berbagai institusi dan mengalami perlakuan yang paling buruk di rumah sakit negeri di Middletown, Connecticut. Penanganan tidak manusiawi yang diterimanya di institusi ini mencetuskan keberanian untuk memperbarui perawatan bagi individu yang menderita penyakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia menulis buku yang berjudul A Mind That Found Itself.
• Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clark di Worcrster, Massachusetts.

• Tahun 1910
Emil Kraepelin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan epilepsy.
• Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan psikoanalisa.
• Tahun 1920-an
Komite Nasional untuk Menral Higiene menghasilkan saru set model undang-undang komitmen yang dimasukkan kedalam aturan pada beberapa negara bagian. Komite juga membantu penelitian-penelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatmen yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan mental.
• Tahun 1930-an
Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan shock dan koma sementara sebagai suatu treatmen untuk penderita schizophrenia.
• Tahun 1936
Agaz Moniz mempublikasikan suatu laporan mengenai lobotomy frontal manusia yang pertama. Akibatnya antara tahun 1936 sampai pertengahan 1950-an diperkirakan 20.000 prosedur pembedahan ini digunakan terhadap pasien mental Amerika.
• Tahun 1952
Obat antipsikotik konvensional pertama, yaitu chlorpromazine di perkenalkan untuk menangani pasien schizophrenia dan gangguan mental utama lainnya
Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia Barat antara lain :
- Akibat kekuatan supranatural
- Dirasuk oleh roh setan
- Dianggap criminal karena memiliki derajat binatang yang besar
- Dianggap memiliki cara berpikir irasional
- Dianggap sakit
- Merupakan reaksi terhadap tekanan stress

Kepribadian seseorang dapat berkembang ,mari kita lihat teori menurut Erickson dan Freud :

Menurut Teori Perkembangan Erickson
TAHAPAN PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan Erik Erickson ini merupakan pengembeangan lanjut teori perkembangan Freud, karena tidak terbatas sampai masa genital saja dan Erikson adalah murid Freud. Perkembangan Psikososial menurut Erikson didasarkan atas prinsip Epigenetik yakni bahwa perkembangan manusia itu terbagi atas beberapa tahap dan setiap tahap mempuyai masa optimal atau masa kritis yang harus dikembangkan dan diselesaikan.
Perkembangan ini dibagi dalam beberapa tahap, sebagai berikut :
1.Basic Trust vs Basic Mistrust (Kepercayaan vs Ketidak percayaan).
Periode perkembangan terjadi pada masa bayi (lahir hingga 12-18 bulan).Bayi mengembangkan perasaan nyaman pada suatu tempat yang baik dan aman. Perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah harapan yang akan terjadi keesokan harinya atau dikemudian hari. Pada masa tahapan ini peranan orang tua sangat di butuhkan untuk cepat tanggap dan peka terhadap setiap kejadian yang di alami si bayi. Jika si bayi sudah merasa nyaman dan aman akan memiliki rasa percaya kepada dunia luar maupun diri sendiri.
Contoh:
• Anak akan menangis saat tau dirinya tidak ada di pelukan ibunya karena ia merasa asing dengan orang yang menggendongnya.
• Anak yang sadar bahwa ibunya tidak ada disampingnya saat ia bangun tidur ia akan menangis tetapi saat ibunya menggendongnya ia akan kembali tenang, karena ia sudah merasa terbiasa dengan pelukan ibunya.


2.Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu).
Periode perkembangan terjadi pada masa bermain (12-18 bulan hingga 3 tahun).Pada tahap ini menentukan tumbuhnya kemauan baik dan kemauan keras, anak mempelajari apa yang diharapkan, apa kewajiban dan haknya disertai batasan-batsannya yang dikenakan pada dirinya. Sebaiknya para orang tua mampu membantu dan memberi dorongan kepada anak sesuai dengan kemampuan dan keinginan tanpa paksaan yang membuatnya tertekan. Jika orang tua terlalu membatasi, terlalu keras memberikan hukuman atau pun terlalu melindungi anak secara berlebihan akan menimbulkan rasa malu dihadapan orang lain, seakan-akan anak tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik dan perilaku tersebut dapat menimbulkan pribadi pemalu dan ragu-ragu yang besifat menetap. Pada periode ini sebaiknya orang tua harus sering berbicara dengan anak, mananyakan pendapat anak, selalu menciptakan suasana yang menyenangkan atau memberikan nilai-nilai moral secara tidak langsung, berikan pujian jika anak melakukan sesuatu yang bersifat positif sehingga anak dapat mengembangkan dirinya dan percaya diri, dan kurangi berkata yang kurang menyenangkan.
Contoh:
• Anak menggambar pemandangan, ibu memuji anak “gambar adik bagus ya? Mau jadi pelukis ya? Hebat” dengan kata-kata tersebut dapat memotivasi anak terus berkarya.
• Anak yang senang memukul-mukul kaleng seakan- akan kaleng itu adalah drum yang ia lihat ditelevisi dan ia ingin menirunya tetapi dimarahi oleh orang tuanya. Ia akan merasa tidak mampu dan tidak berani untuk mencobanya.

3.Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah).
Periode perkembangan pada masa awal anak-anak (tahun pertama pra-sekolah 3-6 tahun). Tahap ini menumbuhkan inisiatif anak pada masa awal anak masuk sekolah atau taman kanak-kanak(play group), suatu masa untuk mengembangkan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan dan tanggung jawab. Anak akan lebih kreatif dan secara fisik akan lebih seimbang maupun kejiwaannya. Ditambah lagi jika orang tua mampu memberikan dorongan dan mengasah kemampuan dalam berkreativitas atau membantu anak untuk melaksanakan tugasnya, dan jika orang tua tidak memberikan dorongan atau tidak membantu anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya ataupun orang tua terlalu keras mendidik dengan banyak hukuman saat anak sedang berusaha menunjukkan dirinya bahwa ia bisa atau pun ia ingin, maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang selalu takut salah dan tidak ingin mencoba sesuatu yang baru.
Contoh:
• Saat anak melihat pensil warna tergeletak ia akan mengambilnya dan mencoret-coret tembok. Orang tua yang melihatnya langsung memberikan buku gambar agar ia tidak mencoret-coret tembok dan agar anak terbiasa menggambar di buku gambar.
• Anak senang menuru gaya penyanyi diatas panggung, dan anak senang menirunya denngan naik keatas meja. Tetapi anak tidak sadar telah mengganggu ibunya beristirahat, dan ibunnya memarahinya karena mengganggunya dengan suaranya yang dianggap ibunya kebisingan, tanpa penjelasan ibunya memarahinya. Anak akan diam dan tidak ingin mencobanya lagi dikarenakan ibunya menganggap bernyanyi adalah hal yang mengganggu ibunya.
4.Industry vs Inferiority (Tekun vs Rasa Rendah Diri)
Periode perkembangan pada masa pertengahan dan akhir anak-anak (tahun- tahun sekolah, 6 tahun–pubertas). Pada masa ini berkembang kemampuan berfikir deduktif, disiplin diri dan kemampuan berhubungan dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu akan meningkat. Ia mengembangkan suatu sikap rajin dan mempelajari sebab akibat dari apa yang mereka lakukan. Lebih memperhatikan apa yang trejadi disekitarnya, anak-anak berimajinasi memperoleh kemampuan 1 langkah berpikir mengkoordinasi pemikiran & idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri. Yang sangat dikhawatirkan pada tahap ini adalah jika anak tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak dapat mengembangkan dirinya anak tidak akan merasa kemampuan lebih yang dapat ia lakukan dan merasa tidak yakin atas apa yang kerjakan.
Contoh:
• Anak akan mencoba sesuatu yang ia inginkan, seperti berorganisasi dan selalu menyumbangkan ide-idenya untuk memajukan organisasi yang ia jalani.
• Anak yang selalu berdiam diri dan tidak ingin membaur dengan lingkunan baru ia tidak dapat mengembangkan dirinya seperti anak yang lain. Ia merasa dirinya tidak seperti anak-anak yang sering berkumpul atau pun berorganisasi padahal ia berhal melakukannya.

5.Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran)
Periode perkembangan pada masa remaja 12 -20 tahun. Pada tahap ini remaja atau individu dapat mengenal lebih dalam tentang dirinya, sifat-sifat mereka, keinginan atau cita-cita, tujuan mereka hidup, dan lain-lain yang bersifat mengenal pribadi masing-masing. Masa ini mengembangkan perasaan identitas ego yang mantap pada kutup positif dan identitas ego yang kacau pada kutub negatif. Erickson menegaskan bahwa ada tiga unsur yang merupakan persyaratan didalam pembentukan identitas ego, yaitu :
- Individu yang bersangkutan harus menerima atau menggangap dirinya itu sama didalam berbagai situasi pengalaman dengan teman sebayanya.
- Orang – orang disekitarnya, dalam satu lingkungan sosial harus memiliki persepsi yang sama terhadap diri individu tersebut.
- Persepsi diri individu yang bersangkutan harus memdapat uji validitas dalam pengalaman hubungan antara manusia. Jadi, identitas ego positif akan menggambarkan kemampuan pemuda – pemudi yang memahami dan menyakini tuntutan norma – norma sosial, sehingga tumbuh rasa kesetiaan.
6.Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Pengasingan)
Periode perkembangan pada masa awal dewasa (20-24 tahun). Menurut Erickson, masa ini menumbuhkan kemampuan dan kesediaan meleburkan diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut merugi atau kehilangan sesuatu yang ada pada dirinya yang disebut Intimasi. Ketidak mampuan untuk masuk kedalam hubungan yang menyenangkan serta akrab dapat menimbulkan hubungan sosial yang hampa dan terisolasi atau tertutup ( menutup diri ).
Contoh:
• Orang yang senang mengikuti organisasi kebanyakan dari mereka lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan mudah, karena ia sudah terbiasa berkomunikasi ataupun berhadapan dengan orang banyak yang menjadikan ia terbiasa berbaur dengan sesuatu hal yang baru.
• Orang yang pendiam bukan berarti tidak dapat berorganisasi tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa mencairkan suasana dalam suatu suasana, mereka takut di anggap sok kenal atau jika ingin membaur terkadang tidak tau bagaimana cara yang tepat.

7.Generativity vs Stagnation (Perluasan vs Stagnasi).
Periode perkembangan pada masa pertengahan dewasa (sekitar 25 -50an). Masa dewasa tengah, berlangsung pada usia 25-45 tahun. Generativitas yang ditandai jika individu mulai menunjukkan perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk-produk, ide-ide, dan keadaan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan generasi-generasi mendatang adalah merupakan hal yang positif. Sebaliknya, apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur dan mengalami pemiskinan serta stagnasi, jika pada usia ini kehidupan individu didominasi oleh pemuasan dan kesenangan diri sendiri saja. Individu negatif tidak menunjukkan fungsi-fungsi produktif, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat.
Contoh:
• Seorang yang berprofesi sebagai perancang busana ia harus menambahkan atau memberikan koreksi-koreksi dari desain pakaiannya agar telihat lebih idah jika digunakan oleh pemesannya.
• Dalam acara 17 Agustus di RT-nya ia tidak ikut meramaikan acara yang diadakan 1 tahun sekali di lingkungan rumahnya, padahal jika ia mau ia bisa ikut meramaikannya.

8.Integrity vs Despair (Integritas dan Kekecewaan).
Periode perkembangan pada masa akhir dewasa (60 tahunan). Masa untuk melihat kembali apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita, harapan positif. Kehidupan baik akan merasa puas atau yang disebut integritas. Masa lalu negatif akan timbul rasa keputusasaan. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda -benda dan orang- orang, produk-produk dan ide-ide, dan setelah berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan- keberhasilan dan kegagalan-kegagalan dalam hidup. Sedangkan keputusasaan tertentu menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis.
Contoh:
• Seorang HRD yang bekerja disuatu perusahaan tidak akan merasakarirnya atau pekerjaannya akan tamat saat ia pensiun, karena selama ia bekerja ia sudah mempersiapkan dirinya dengan membangun toko kecil-kecilan untuk usahanya jika ia sudah tidak bekerja.
• Seorang karyawan suwasta merasa was-was karena ia belum memiliki tunjangan hari tua.

Menurut Teori Perkembangan Freud
TAHAPAN PSIKOSEKSUAL
Sigmund Freud percaya bahwa orang dilahirkan dengan dorongan biologis yang harus diarahkan kembali agar dapat hidup dalam masyarakat. Ia berpendapat bahwa karakteristik dibentuk pada masa kanak-kanak, ketika anak-anak berhadapan dengan konflik bawah sadar antara dorongan bawaan dan tuntutan hidup budaya.
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi 3 tahapan yakni tahap infatil (0 - 5 tahun), tahap laten (5 - 12 than) dan tahap genital (> 12 tahun). Tahap infatil yang faling menentukan dalam membentuk kepribadin, terbagi menjadi 3 fase, yakni fase oral, fase anal, dan fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan oleh perkembangan insting seks, yang terkait dengan perkembangan bilogis, sehingga tahp ini disebut juga tahap seksual infatil. Perkembangan insting seks berarti perubahan kateksis seks dan perkembangan bilogis menyiapkan bagian tubuh untuk dipilh menjadi pusat kepuasan seksul (arogenus) zone). Pemberian nama fase-fase perkembangan infatil sesuai dengan bagian tubuh – daerah erogen – yang menjadi kateksis seksual pada fase itu. Pada tahap laten, impuls seksual mengalami represi, perhatian anak banyak tercurah kepada pengembangan kognitif dan keterampilan. Aru sesudah itu, secara bilogis terjadi perkembangan puberts yang membangunkan impuls seksual dari represinya untuk berkembang mencapai kemasakan. Pada umumnya kemasakan kepribadian dapat dicapi pada usia 20 tahun.
1.Tahap Oral (mulut)
Tahapan ini berlangsung dari lahir sampai18 bulan pertama kehidupan. Mulut merupakan sumber kenikmatan utama. Dua macam aktivitas oral di sini, yaitu menggigit dan menelan makanan, merupakan prototype bagi banyak ciri karakter yang berkembang di kemudian hari. Kenikmatan yang diperoleh dari inkorporasi oral dapat dipindahkan ke bentuk-bentuk inkorporasi lain, seperti kenikmatan setelah memperoleh pengetahuan dan harta.
Contoh: Bayi yang meminum ASI, ia akan menghisap puting ibu.

2.Tahap Anal
Tahapan ini berlangsung antara usia 1 dan 3 tahun. Kenikmatan akan dialami anak dalam fungsi pembuangan, misalnya menahan dan bermain-main dengan feces, atau juga senang bermain-main dengan lumpur dan kesenangan melukis dengan jari.
Contoh: Anak sudah bisa mengatur kapan ia ingin buang air.

3.Tahap Phallic
Tahapan ini berlangsung antara usia 3 dan 6 tahun. Tahap ini sesuai dengan nama genital laki-laki (phalus), sehingga meupakan daerah kenikmatan seksual laki-laki. Sebaliknya pada anak wanita merasakan kekurangan akan penis karena hanya mempunyai klitoris, sehingga terjadi penyimpangan jalan antara anak wanita dan laki-laki. Lebih lanjut, pada tahap ini anak akan mengalami Oedipus complex, yaitu keinginan yang mendalam untuk menggantikan orang tua yang sama jenis kelamin dengannya dan menikmati afeksi dari orang tua yang berbeda jenis kelamin dnegannya. Misalnya anak laki-laki akan mengalami konflik oedipus, ia mempunyai keinginan untuk bermain-main dengan penisnya. Dengan penis tersebut ia juga ingin merasakan kenikmatan pada ibunya.
Contoh:
• kateksis obyek kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya; sebaliknya anak perempuan ingin memilki ayahnya dan menyingkirkan ibunya yang disebut odipus kompleks.

4.Tahap Latency
Tahapan ini berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas. Merupakan tahap yang paling baik dalam perkembangan kecerdasan (masa sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten.

5.Tahap Genital
Tahapan ini berlangsung antara kira-kira dari masa pubertas dan seterusnya. Bersamaan dengan pertumbuhannya, alat-alat genital menjadi sumber kenikmatan dalam tahap ini, sedangkan kecenderungan-kecenderungan lain akan ditekan.





Kepribadian Sehat
KEPRIBADIAN YANG SEHAT MENURUT PSIKOLOGI ANALISA
1.Dapat menyeimbangkan antara id, ego dan superego agar dapat berjalan selaras.
Peran ego (realitas) menyeimbangkan antara id (kenikmatan) dan superego (kesempurnaan)
2. Dapat mengatasi kecemasan dengan pertahanan diri.
KEPRIBADIAN MENURUT ORIENTASI BEHAVIORISTIK
Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh J.B. Watson. Sama halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Selain Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh behaviorsime, diantaranya adalah Ivan Pavlov, E.L. Thorndika, B.F. Skinner, dll. Namun demikian bila orang berbicara kepribadian atas dasar orientasi behevioristik maka nama yang senantiasa disebut adalah Skinner mengingat dia adalah tokoh behaviorisme yang paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan penelitian, paling berpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam menjawab tantangan dan kritik-kritik atas behaviorisme (Koeswara, 2001 : 69).
Paradigma yang dipakai untuk membangun teori behavioristik adalah bahwa tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, artinya determinan tingkah laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi bearada di lingkungan (Alwisol,2005 : 7). Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari lingkungan.
PRINSIP – PRINSIP TEORI BEHAVIORISME
a) Obyek psikologi adalah tingkah laku
b) Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
c) Mementingkan pembentukan kebiasaan.

Apakah anda sudah mempunyai kepribadian yang sehat?





DAFTAR PUSTAKA

1. Notoadmodjo,S. (2010). Promosi Kesehatan ; teori & aplikasi. Jakarta: PT. Rineke Cipta
2. Siswanto,S.Psi,.M.Si. Kesehatan Mental konsep, cakupan dan perkembangannya. Jakarta: Andi
3. http://www.psikomedia.com/article/article/Psikologi-Perkembangan/1008/Teori-Erikson/
4. http://belajarpsikologi.com/tahap-perkembangan-psikososial-menurut-sigmund-freud/
5. Calvin S.Hall & Gardner Lindzey. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis) . Kanisius

KESEHATAN MENTAL

1.Tuliskan Konsep Sehat dan jelaskan dimensinya !
Jawab :
Memahami konsep sehat tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Sepanjang sejarah makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Selain itu treatmen yang dilakukan juga disesuaikan dengan pemahaman terhadap kesehatan tersebut. Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian mempengaruhi sistem pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya,pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda namun dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang membuat relasi antar manusia semakin mengglobal, pertemuan antara kedua budaya ini tidak lagi dapat dihindari sehingga sekarang ini ditemui berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan sistem pengobatan antara kedua kebudayaan. Memahami pengertian health, yang diterjemahkan bahasa Indonesia sebagai ‘kesehatan’ , (Echlos & Shadly , 1981) tidaklah sesederhana seperti yang dibayangkan.Ambillah waktu sejenak untuk menyadari pemahaman anda sendiri mengenai apa yang dimaksud dengan istilah ‘sehat’ atau ‘kesehatan’ (health) itu? Ternyata pengertian mengenai kesehatan akan beragam ungkapannya. Pengertian sehat atau kesehatan menurut dokter mungkin sedikit banyak akan berbeda dengan perawat, fisioterapis, apoteker atau tenaga para medis lainnya. Meskipun bersama-sama mengabdi pada bidang kesehatan. Namun, sebagian besar orang, bahkan para mahasiswa psikologi sekalipun umumnya mendefinisikan sehat atau kesehatan lebih berfokus pada masalah fisik, seperti misalnya bebas dari penyakit dan cacat atau fungsinya alat-alat tubuh secara penuh sehingga orang dapat melakukan aktifitas sehari-harinya.
Apakah kesehatan meman bisa dimengerti secara sederhana, yaitu sebagai sesuatu keadaan tidak adanya penyakit? Tampaknya memang demikian. Buku teks klasik, Harrison’s Principles of Internal Medicine yang memuat kompendium mengenai penyakit, tidak pernah memuat petunjuk-petunjuk untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Buku ini memuat deskripsi bagaimana mengobati penyakit-penyakit tertentu. Sehat dan kesehatan tidak pernah dibahas secara eksplisit sehingga istilah kesehatan bahkan tidak tercantum didalam indeks buku tersebut (Joesoef, 1990). Freund (1991) dengan mengutip the International Dictionary of Medicine and Biology, mendefinisikan kesehana sebagai ‘suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organism atau bagiannya, yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit’ juga sampai pada kesimpulan mengenai kesehatan sebagai keadaan tidak adanya penyakit sebagai salah satu ciri kalau organism disebut sehat. Sekali lagi, pemahaman mengenai kesehatan umumnya masih berfokus pada masalaha fisik dan bertitik tolak pada masalah ada tidaknya penyakit. Itulah yang menjadi alasannya mengenai konsep penyakit (illness) juga menjadi pembahasan. Membicarakan kesehatan tidak lengkap tanpa membahas penyakit karena keduanya merupakan dua sisi dari keeping mata uang yang sama. Kamus lainnya tampaknya mengartikan kesehatan (health) mirip dengan pengertian kesehatan seperti yang diungkap oleh Freund tersebut yaitu sebagai 1.Condition of a person’s body or mind.
2.State of being well and free from illness (Hornby, 1989). Namun pada pemahaman terakhir ini, kesehatan juga mulai menyangkut segi lainnya selain fisik, yaitu sudah memasukkan unsur jiwa dan keadaan sejahtera, yang tentunya tidak terlepas dari masalah psikologis. Pengertian mengenai kesehatan umumnya dimengerti sebagai hal yang bersifat fisik dan kurang memperhatikan hal-hal fisik lebih mudah diamati karena tampak dalam realita sehingga lebih mudah disadari oleh individu disbanding hal yang bersifat psikis. Selain itu dalam sejarahnya, manusia memang lebih berjuang untuk membebaskan diri dari segala bentuk penyakit-penyakit fisik sangat jelas sekali mempengaruhi kualitas kehidupan disbanding hal-hal yang bersifat psikologis. Pengertian kesehatan menurut WHO tampaknya juga mengalami perkembangan menjadi semakin kompleks. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai : … keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan…” (Smet, 1994). Pengertian tersebut menyebabkan kebijakan dibidang kesehatan mengalami perubahan. Dulu segala upaya dilakukan dengan tujuan untuk menyembuhkan atau mengobati penyakit. Penelitian dan temuan-temuan teknologi diupayakan kea rah penyembuhan. Akibatnya berbagai teknologi modern diketemukan sehingga berbagai macam penyakit dan gangguan lainnya bisa diatasi.
Dimensinya :
a) Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara klinis tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b) Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih, dan sebagainya.
c) Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan, keagungan, dan sebagainya terhadap sesuatu di balik alam ini, yakni Sang Penciptaalam dan seisinya.
d) Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari seseorang itu produktif dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong secara financial terhadap dirinya sendiri atau keluarganya.




2.Jelaskan mengenai sejarah perkembangan kesehatan mental !
Jawab :
• Tahun 1600 dan sebelumnya
Dukun asli Amerika (Indian), sering juga disebut sebagai ‘penyembuh’ (healer, shaman) orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh karena itu, mereka sering kali tidak dianggap sakit, sehingga mereka tidak disingkirkan dan dibuang serta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.
• Tahun 1692
Mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir atau guna-guna. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Sejarah kesehatan mental di eropa, khususnya di Inggris agak sedikit berbeda. Sebelum abad ke-17, orang gila disamakan dengan penjahat atau kriminal sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjara. John Locke (1690) dalam tulisannya yang berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan bahwa terdapat derajat kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat. Pandangan John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.
• Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
• Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani massalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind. Ini merupakan buku teks psikiatri Amerika pertama.
• Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menagani penyakit mental di Amerika Serikat.
• Tahun 1908
Clifford Beers (1876-1943) menderita manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman yang kemudian mengalami gangguan setelah menglami sakit dan saudara laki-lakinya meninggal. Setelah mencoba bunuh diri, dia dimasukkan ke rumah sakit mental swasta di Connecticut. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak manusiawi dan mengalami penyiksaan fisik dan mental dibawah kekuasaan orang yang tidak terlatih dan tidak kompeten di rumah sakit. Beers kemudian menghabiskan beberapa tahun di berbagai institusi dan mengalami perlakuan yang paling buruk di rumah sakit negeri di Middletown, Connecticut. Penanganan tidak manusiawi yang diterimanya di institusi ini mencetuskan keberanian untuk memperbarui perawatan bagi individu yang menderita penyakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia menulis buku yang berjudul A Mind That Found Itself.
• Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clark di Worcrster, Massachusetts.
• Tahun 1910
Emil Kraepelin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan epilepsy.
• Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan psikoanalisa.
• Tahun 1920-an
Komite Nasional untuk Menral Higiene menghasilkan saru set model undang-undang komitmen yang dimasukkan kedalam aturan pada beberapa negara bagian. Komite juga membantu penelitian-penelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatmen yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan mental.
• Tahun 1930-an
Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan shock dan koma sementara sebagai suatu treatmen untuk penderita schizophrenia.
• Tahun 1936
Agaz Moniz mempublikasikan suatu laporan mengenai lobotomy frontal manusia yang pertama. Akibatnya antara tahun 1936 sampai pertengahan 1950-an diperkirakan 20.000 prosedur pembedahan ini digunakan terhadap pasien mental Amerika.
• Tahun 1952
Obat antipsikotik konvensional pertama, yaitu chlorpromazine di perkenalkan untuk menangani pasien schizophrenia dan gangguan mental utama lainnya
Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia Barat antara lain :
- Akibat kekuatan supranatural
- Dirasuk oleh roh setan
- Dianggap criminal karena memiliki derajat binatang yang besar
- Dianggap memiliki cara berpikir irasional
- Dianggap sakit
- Merupakan reaksi terhadap tekanan stres

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoadmodjo,S. (2010). Promosi Kesehatan ; teori & aplikasi. Jakarta: PT. Rineke Cipta
2. Siswanto,S.Psi,.M.Si. Kesehatan Mental konsep, cakupan dan perkembangannya. Jakarta: Andi